Tujuan saya posting ini sebenarnya agar saya kelak juga bisa menjadi Polwan yg berbakti kepada negara , hehe :p
(Sebuah catatan menyambut HUT Polwan yang ke-64)
Jumlah keseluruhan anggota polisi di Indonesia di tahun 2011 sebesar
387.470 orang, dan jumlah polwan hanya 14.012 orang atau sekitar 3,26
dari total jumlah polisi di negara ini. Rasio jumlah ini hanya bergeser
1% jika dibandingkan dengan angka tahun 2007 alias tidak banyak berubah.
Dari jumlah itu, 8.326 personel Polwan berpangkat Brigadir, dan sisanya
adalah Perwira.
Secara umum, menurut data tahun 2011, apabila dibandingkan dengan
jumlah penduduk Indonesia saat ini sebesar 237.556.363 orang, maka rasio
perbandingan Polri dengan masyarakat adalah 1 : 613. Tentu saja angka
ini belum termasuk hasil penerimaan Polri tahun 2012 yang jumlahnya
sekitar 10.000 personel.
Kembali ke Polwan, maka jumlah mereka memang sangat minim. Padahal
mereka inilah yang akan menjadi ujung tombak untuk menerima pengaduan
para korban KRDT (kekerasan dalam rumah tangga), kejahatan seksual, dan
juga kejahatan terhadap anak. Sebagai wanita, mereka jauh lebih mampu
berempati terhadap para korban, ketimbang polisi laki-laki. Mereka juga
yang yang akan melakukan pemeriksaan terhadap tersangka pelanggar hukum
perempuan, sehingga tekanan psikologis yang dihadapi pelaku berkurang
jika dibandingkan jika diperiksa polisi laki-laki. Begitu juga menangani
demonstran perempuan, tentu sangat tidak manusiawi demonstran perempuan
dihadang oleh polisi pasukan anti huru-hara yang laki-laki.
Dengan kondisi seperti itu, banyak sentra pelayanan kepolisian
terpadu (SPKT) di Indonesia tidak memiliki polwan, sehingga para
perempuan korban KDRT, kejahatan seksual, dan sebagainya, dilayani oleh
polisi laki-laki, yang sering kurang mampu berempati dengan si korban.
Padahal pelayanan prima di SPKT menjadi salah satu quick wins dalam
implementasi reformasi birokrasi di Polri berkaitan dengan pelayanan
publik. Akibatnya, sering korban juga mengalami tekanan psikologis saat
mengadu ke polisi. Alih-alih mendapatkan perlindungan, bisa-bisa
mendapatkan tekanan psikologis.
Saat ini di Indonesia, terdapat sekitar 30 SPN (Sekolah Polisi
Negara) yang menerima polisi untuk tingkat bintara (dengan pangkat
brigadir) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, tetapi yang
diterima di SPN hanyalah calon polisi laki-laki. Sementara itu, sekolah
polisi wanita untuk tingkat bintara hanya ada satu di Indonesia, yaitu
Sepolwan di Ciputat – Jakarta Selatan. Bayangkan betapa ketimpangan ini
akan selalu abadi kalau tidak dilakukan pembenahan yang sifatnya
terobosan. Sekolahnya saja sudah 1 : 30!
Untuk tingkat perwira, Akademi Kepolisian sudah menerima taruna
wanita, sekitar 50 orang setiap angkatan. Satu angkatan terdiri dari
hampir 300 calon perwira polisi, baik laki-laki maupun wanita.
Penerimaan taruna wanita ini baru dilaksanakan 9 tahun terakhir ini dan
sudah meluluskan beberapa angkatan perwira polisi wanita. Untuk tingkat
perwira, diperkirakan ke depan jumlah polwan mulai meningkat walaupun
masih sangat kurang. Tetapi pada tingkat bintara, sangat sangat jauh
dirasa kurang. Padahal bintara adalah polisi yang bersentuhan langsung
dengan masyarakat.
Dari sisi pengembangan kemampuan, kelihatannya juga masih banyak yang
harus dibenahi. Menurut data pada tahun 2011, jumlah Polwan aktif saat
itu yang mendapatkan kesempatan mengikuti pendidikan sampai Lemhanas
hanya 2 orang (sebagai perbandingan polisi laki-laki 189 orang),
Sespimti (Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi) 11 orang (polisi laki-laki
459 orang), dan Sespimmen (Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah) 53 orang
(polisi laki-laki 3.029 orang). Data ini menunjukkan bahwa proses
pengembangan kompetensi bagi Polwan masih perlu ditingkatkan. Ini harus
berjalan dari dua sisi, yaitu dari sisi keoragnisasiannya serta dari
sisi si polwan itu sendiri.
Well, ini memang pe-er besar untuk kepolisian, yaitu
memperbanyak jumlah polwan dengan cepat, sehingga bisa memberikan
pelayanan kepolisian secara prima, terutama terhadap penduduk perempuan
di negara ini …
Dirgahayu Polwan ..
Salam
Wanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar